Question:
Pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2022 sekitar pukul 19.00 Wita, di desa saya ada seseorang yang diduga telah mencuri disebuah warung, kemudian diteriaki maling oleh seseorang yang juga ada disana, sehingga beberapa warga desa yang ada di lokasi tersebut terprovokasi untuk segera ingin melakukan penangkapan, namun sayangnya beberapa warga juga melakukan pengeroyokan dan main hakim sendiri. Yang ingin saya tanyakan adalah, apa hukuman bagi pelaku yang melakukan provokasi sehingga menimbulkan pengeroyokan dan penganiayaan tersebut?
Tri, Buleleng
Answer:
Terimakasih atas partisipasinya, kami coba untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan Anda sebagai berikut:
Terhadap perbuatan main hakim sendiri belum diatur secara khusus dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Main hakim sendiri dapat diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan menghakimi orang lain tanpa mempedulikan hukum yang ada, biasanya dilakukan dengan melakukan penganiayaan, kekerasan, perusakan, dan sebagainya. Beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbuatan main hakim sendiri, yaitu:
- Provokasi.
- Lemahnya penegakan hukum.
- Rasa tidak percaya masyarakat kepada penegak hukum.
- Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hukum.
- Faktor Psikologis.
Provokasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang yang dengan sengaja menghasut sekelompok orang atau lebih untuk membangkitkan kemarahan, emosi, dan lainnya sehingga akan menimbulkan suatu permasalahan yang sangat rumit.
Provokator (orang yang memprovokasi) dapat dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan Pasal 160 KUHP yang menyatakan: “barangsiapa dimuka umum lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadap penguasa umum atau tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasarkan ketentuan undang-undang, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 4500 (empat ribu lima ratus rupiah)”.
Jawaban terhadap pertanyaan Anda adalah Provokator (orang yang memprovokasi) apabila terbukti dengan sengaja menghasut sekelompok orang untuk membangkitkan kemarahan, emosi, dan lainnya, dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 4500 (empat ribu lima ratus rupiah) sebagaimana dalam ketentuan Pasal 160 KUHP.
Demikian penjelasan kami atas pertanyaan Anda, semoga bermanfaat. Terima kasih.
“Artikel ini juga telah di muat di Media Bali, terbit pada tanggal 5 Juli 2022”
